Soloraya
Minggu, 12 Mei 2024 - 10:44 WIB

Kisah Ortu Jalan Kaki Sukoharjo-Klaten demi Nazar Anak Wisuda, Sempat Kesasar

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sunarto dan Prihati berfoto dengan putra ketiga mereka, Wakhid Adi Prasetya, setelah wisuda di Univet Bantara Sukoharjo, Rabu (8/5/2024). (Istimewa/dokumentasi Wakhid)

Solopos.com, KLATEN — Pasangan suami istri, Sunarto, 60, dan Prihati, 57, asal Desa Padas, Kecamatan Karanganom, Klaten, sukses menunaikan nazar setelah anaknya diwisuda dengan berjalan kaki dari kampus Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) di Sukoharjo ke rumahnya di Klaten.

Pasangan tersebut berjalan kaki pada Rabu (8/5/2024) mulai pukul 13.00 WIB dan tiba di rumah pada Kamis (9/5/2024) pukul 02.00 WIB. Diperkirakan lebih dari 40 km mereka berjalan kaki.

Advertisement

Kepada Solopos.com yang bertamu ke kediaman mereka, Minggu (12/5/2024), pasutri itu pun menceritakan apa alasan mereka berjalan kaki dan apa yang mereka alami selama dalam perjalanan.

Nazar ortu asal Klaten itu berawal saat anak ketiga mereka bernama Wakhid Adi Prasetya, 23, yang lulus dan diwisuda dengan gelar Sarjana dari program studi Peternakan Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara).

Advertisement

Nazar ortu asal Klaten itu berawal saat anak ketiga mereka bernama Wakhid Adi Prasetya, 23, yang lulus dan diwisuda dengan gelar Sarjana dari program studi Peternakan Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara).

Rasa syukur dan bangga tak bisa mereka sembunyikan terhadap sang putra, terlebih Wakhid menjadi salah satu lulusan terbaik. Sunarto pun menunaikan nazarnya. Dia pernah berjanji bakal jalan kaki dari kampus anaknya sampai ke rumah ketika putra ketiganya itu berhasil menyandang gelar sarjana.

Sunarto dan Prihati berjalan kaki menunaikan nazar setelah putra ketiga mereka lulus dari Univet Bantara Sukoharjo, Rabu (8/5/2024). (Istimewa/dokumentasi Wakhid)

Advertisement

Kejutan

Prihati mengungkapkan jauh hari sebelum putranya diwisuda, suaminya menyampaikan nazar untuk jalan kaki. “Ada tiga anak, kalau memang lulus kuliah semua, bapak nazar yang terakhir akan jalan kaki. Di mana pun kampusnya akan jalan kaki sampai ke rumah. Kemarin setelah wisuda pulangnya jalan kaki,” kata Prihati.

Awalnya, hanya Sunarto sendiri yang berniat jalan kaki untuk memenuhi nazar anaknya wisuda dari Sukoharjo ke Klaten. Namun, Prihati kemudian ikut menemani suaminya. Apalagi dia mendapatkan kejutan setelah putranya dinyatakan sebagai salah satu dari 15 lulusan terbaik di kampusnya.

Di perjalanan, mereka sempat kesasar, salah arah ketika melintas di wilayah Kecamatan Juwiring, Klaten. “Saat itu anak menunggu di depan. Seharusnya saya dan bapak belok ke kanan, ini belok kiri ke arah Pedan. Kesasar hampir selama satu jam. Setelah ditelusuri anak saya, akhirnya ketemu lagi,” kata Prihati.

Advertisement

Saban jalan kaki 10 km, pasangan itu berhenti untuk istirahat sejenak dan melepas dahaga. Mereka juga sempat dihampiri pengendara yang menawarkan boncengan.

“Ada orang yang menawarkan boncengan tetapi saya tidak mau. Saya jawab ‘ini nazar, Pak’. Orang yang menawari itu justru nangis, mungkin terharu,” kata Prihati.

Di wilayah Penggung, Kecamatan Ceper, Klaten, mereka sudah disambut kerabat dan tetangga dan menyemangati pasangan orang tua yang menunaikan nazar anak wisuda itu menuntaskan jalan kaki sampai rumah. “Paginya saya tidak bisa jalan. Akhirnya pijat,” kata Prihati sembari tertawa.

Advertisement

Prihati mengungkapkan nazar itu sebagai wujud syukur cita-cita menguliahkan ketiga anak tercapai dengan perjuangan Sunarto yang tidak mudah. “Kami orang tidak punya. Suami petani dan saya ibu rumah tangga. Setiap malam suami saya membuat batu bata, pagi menggarap sawah. Perjuangan bapaknya anak-anak berat,” ungkap Prihati.

Harapan Wakhid

Anak pertama berhasil merampungkan jenjang pendidikan Diploma di Universitas Terbuka (UT) Surakarta dan kini sudah bekerja. Anak kedua jenjang pendidikan Diploma program studi keperawatan dan ketiga Wakhid.

“Saat menguliahkan anak kedua itu sempat hampir putus kuliah. Tetapi bagaimanapun saat itu harus lanjut. Alhamdulillah bisa berhasil walau berat,” kata Prihati.

Sunarto dan Prihati berharap Wakhid bisa segera mendapatkan pekerjaan seperti kakak-kakak mereka dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Sementara itu, sang anak, Wakhid, mengungkapkan saat itu dia mengikuti perjalanan orang tuanya menunaikan nazar seusai ia diwisuda dari Sukoharjo menuju Klaten. Di tengah perjalanan, Wakhid yang mengendarai sepeda motor sempat menawari agar orang tuanya menyudahi jalan kaki.

Namun, tawaran Wakhid ditolak dan Sunarto-Prihati tetap jalan kaki menuntaskan nazar. “Awalnya saya juga tidak tahu. Dikasih tahu itu saat mau wisuda. Saya sangka guyon. Ternyata malah tenanan. Perasaan saya terharu, senang, dan kasihan,” kata Wakhid.

Wakhid menceritakan selepas lulus dari SMKN 1 Tulung, dia sebenarnya tak berniat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan ingin langsung bekerja saja. Namun, orang tuanya terus mendorong dia bisa melanjutkan pendidikan S1.

Wakhid pun melanjutkan pendidikan di program studi Peternakan Univet Bantara pada 2019 lalu. Dia berharap lamaran pekerjaan yang sudah dia ajukan bisa diterima.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif